Senin, 27 April 2009



Esok harinya, rombongan peserta lain dari Kabupaten Solok, dipimpin oleh Mr. Muhammad, mengajak kami untuk menikmati salah satu kuliner yang banyak dikunjungi orang di Kota Padang yaitu Es Durian Ganti nan Lamo. Berbeda dengan Es Durian di Bandung, misalnya di Mie Akung atau di Mie Ayam di Tubagus Ismail, dimana durian disajikan masih dalam bentuk gelondongan, di sini es durian sudah berbentuk lumer. Disajikan dalam mangkok, pertama diisi dengan bubur pacar dan kelapa muda, kemudian es yang sudah diserut, di atasnya baru dibanjur lumeran durian dan dikasih susu coklat kental manis. Rasanya? Kalau anda ke Kota Padang, tempat ini WAJIB dikunjungi :) Tempatnya ada di sekitar jembatan Siti Nurbaya (sori lupa mencatat nama jalannya) Kita bisa menikmati es durian ini dengan berbagai menu lainnya seperti sate padang, gado-gado padang, pempek dan lain-lain. Di dinding warung ini dipajang foto-foto selebritis yang pernah berkunjung mulai dari Azwar Anas, Hetty Koes Endang, sampai artis2 sinetron masa kini.

Setelah dari Makassar, sebenarnya perjalanan saya berlanjut ke kota Palangkaraya. Tetapi sayang, ketika orang sini ditanya makanan khas mereka malah bingung sendiri, akhirnya kita hanya makan di RM Padang biasa dan ayam goreng pinggir jalan. Nggak ada yang istimewa.
Beberapa hari kemudian, tepatnya tanggal 16 Desember 06, saya diajak untuk pergi lagi ke Padang Panjang. Mendarat di Bandara Internasional Minangkabau siang harinya, kita langsung meluncur untuk makan siang di Kota Padang. Saya dibawa ke The Mirama, Cafe & Seafood Restaurant, di Jl. Gereja 38.

Berbeda dengan Sate Mak Syukur di Padang Panjang, Sate Padang di warung kecil pinggir jalan ini menggunakan gagrak Pariaman, yang kuahnya agak kemerahan. Menurut Pak Bondan Winarno, warna kemerahan pada kuah sate pariaman didapat dari cabe yang membuatnya lebih menggigit. Rasanya, nikmat sekali man... Mungkin karena saya sudah ngidam sate padang sejak minginjakkan kaki di Bandara Internasional Minangkabau (BIM) tapi baru kesampean di hari ke-3 :) Walau hanya warung kecil pinggir jalan, tapi daging dan kuah sate yang disajikan benar2 luarr biasaa..

Coretan kali ini merupakan posting kedua Wisata Kuliner dari Ranah Minang. Setelah tulisan pertama banyak bercerita kuliner dari Padang Panjang, kali ini saya akan bercerita tentang Sate Padang di Indarung dan Es Durian di Kota Padang. Kebetulan pada pertengahan Mei 2007 saya mendapat kesempatan kembali ke Padang, untuk menjadi nara sumber dalam Diklat TIK dan eGovernment yang diselenggarakan oleh Badan Litbang SDM, Depkominfo. Kesempatan menikmati Sate Padang saya baru bisa peroleh di hari ke 3, setelah beberapa peserta mengajak saya dan teman saya, Susilo, untuk menikmati Sate Padang di dekat tempat diklat, di Indarung, Padang Besi.

Dendeng Balado Renyah dan Nikmat
Makanan khas Sumatra Barat (aseli)
banyak digemari karena kelezatannya.
Sangat cocok untuk hajatan/pesta
Harga jual :
Dendeng Balado : Rp. 200.000/kg
Rendang Paru : Rp. 190.000/kg
Teri Kacang : Rp. 120.000/kg
Khusus untuk daerah Jakarta, Bogor, Depok, Bekasi bebas biaya pengiriman untuk daerah luar
Jabodebek ada tambahan biaya.
Minimal Pemesanan 1 (satu) Kilo gram
Harga dapat berubah sewaktu waktu.
Untuk pemesanan bisa hubungi saya IS, telepon : 0816.1946.323 atau 950.44.675
Email : bb2no24i@yahoo.co.id